Kepsek SD Inpres Malalayang (kedua kiri) bersama guru kelas 1 dan orang tua murid.
Manado, EkuatorNews.com – Kasus dugaan pungutan liar di SD Inpres Malalayang Dua bikin heboh usai diviralkan salah satu orang tua murid di Facebook.
Cerita soal uang Rp5 ribu yang diminta untuk “diakonia” membuat banyak orang geram, apalagi karena sang anak sampai pulang ke rumah dalam keadaan lapar.
Gerak cepat, Kepala Sekolah SD Inpres Malalayang Dua, Deity DM Ratag, langsung turun tangan.
Ia mengumpulkan orang tua murid kelas 1 dalam rapat darurat pada Senin (8/9/2025).
“Saya meminta maaf atas kejadian ini. Kalau ada hal-hal seperti ini, sebaiknya dibicarakan dengan pihak sekolah,” tegas Kepsek Deity di hadapan orang tua murid.
Ia menjelaskan, program diakonia di sekolah sebenarnya bersifat sukarela, bukan kewajiban dengan nilai yang dipatok.
Karena itu, ia menegaskan akan memberikan pembinaan kepada guru yang kedapatan mematok angka tertentu untuk pungutan tersebut.
Tak hanya berhenti di situ, Deity juga menyebutkan bakal segera menggelar rapat bersama para guru di hari yang sama untuk menuntaskan persoalan ini.
“Sekali lagi, diakonia itu harus sukarela. Tidak boleh dipaksakan apalagi sampai memberatkan anak-anak,” tambahnya.
Kasus ini sebelumnya mencuat setelah postingan seorang orang tua murid viral di Facebook.
Dalam unggahannya, ia menulis anaknya pulang sekolah dengan perut kosong lantaran uang jajannya Rp7 ribu, dipotong Rp5 ribu untuk diakonia, dan tersisa Rp2 ribu yang bahkan tak cukup untuk beli makanan di sekolah.
(Benny Manoppo)